KERIS TEUKU UMAR
Sebuah keris yang terbuat
dari besi tempa. Keris ini memiliki selubung model orang Bugis dan oleh
karena itu disebut "kreh boegeh meusarongan" di Aceh. Keris itu
sendiri berasal dari Aceh makelij. Keris tersebut memiliki corak api
(pamor), tujuh lekuk (luk), dua alur darah (sogokan) dan punggung tengah
(dada). Di salah satu sisi pelat bergelombang (ganja) titik tajam (border)
dibuat. Pegangan melengkung dipotong dari gading berbentuk sosok burung
bergaya. Mangkuk berbentuk pegangan cincin (selut) terbuat dari emas daun
dan bunga ornament. Selubung (gandar), sepatu selubung dan pembukaan selubung
(warangka) yang diukir dan dilapisi dengan emas hiasan daun. Cincin baja
dan sepatu (ounce dari sarung) hilang. Keris awalnya milik Teuku Umar,
pemimpin terkemuka Aceh yang sedang berperang melawan Belanda dalam perang
Aceh.
Dia menyerahkannya kepada Panglima Muda, kerabat darahnya, yang
menjadi sasaran otoritas Belanda setelah penangkapan janda Teuku Umar. Keris
tersebut kemudian dijual ke Th. J. Veltman, kapten KNIL dan kemudian
petugas manajemen di Aceh. Keris Jawa telah digunakan di Sumatra sejak
abad ke-13, yang diduga diperkenalkan oleh pemerintahan Raja Kertanegara dari
kekaisaran Singhasari, Jawa Timur. Keris Sulawesi Selatan juga
diperdagangkan ke seluruh nusantara, membawa jenis keris mereka sendiri. Jenis
ini awalnya terbuat dari kerajinan Jawa, tapi Bugines menggunakan logam yang
mengandung nikel dari tanah mereka sendiri.
Asal
Aceh , Aceh (Provinsi) , Sumatera , Indonesia
Pembuatan
Sebelum
1907
Dimensi
43 x
11,5 x 6,5 cm rok non-selubung: selang 40 x 7 x 6,5: 36,5 x 11 x 3
Nomor inventaris
RV-1599-660
Besi; gading (gajah); emas; batu permata; kayu
·
Lokasi: Pameran Objek Etnografi
dari Atjèh. Leiden: SC Van Doesburgh, 1907. No. 310 (Museum Etnologi Universitas
Leiden belanda)
Komentar
Posting Komentar